Wednesday, January 30, 2008

LIMA MASKAPAI AJUKAN PENERBANGAN EKSTRA

JAKARTA, SENIN - Departemen Perhubungan (Dephub) mengumumkan, sedikitnya lima maskapai domestik diketahui mengajukan penambahan penerbangan (extra flight) ke Bandara Adi Soemarmo. "Mereka ajukan itu untuk mengantisipasi permintaan carter dan reguler tambahan bagi pelayat mantan Presiden Soeharto yang dikebumikan hari ini," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik, Dephub, Bambang S Ervan menjawab pers di Jakarta, Senin (29/1).

Kendati begitu, kata Bambang, tidak semua pesawat yang disiapkan laku dipesan para pelayat. Bambang menyebut, sedikitnya sepuluh pesawat disiapkan untuk mengatisipasi lonjakan penumpang tujuan Surakarta, Solo, Jawa Tengah melalui Bandara Adi Soemarmo. Mereka adalah pesawat milik Indonesia Air Transport (IAT) tiga pesawat, Pelita Air Sevice tiga pesawat, Garuda Indonesia dua pesawat, Merpati Nusantara Airlines (MNA) dua pesawat dan Lion Mentari Air satu pesawat.

Bambang menjelaskan, sebagian pesawat dicarter oleh instansi pemerintah dan sebagian lainnya oleh pihak swasta. "Yang jelas, pemerintah telah berupaya memberikan pelayanan terbaik," ujarnya.

Sekretaris Perusahaan (Sekper) PT MNA, Purwatmo secara terpisah kepada Antara membenarkan adanya penambahan penerbangan itu. Pihak MNA menyiapkan dua unit pesawat untuk dicarter, tapi yang terpakai hanya tipe pesawat F-100, dengan kapasitas 100 tempat duduk.

Pernyataan serupa juga disampaikan Direktur Operasi IAT Tony Hadi. Menurut Hadi, IAT menyiapkan tiga pesawat. "Tapi, sejauh ini baru satu pesawat yang sudah disewa orang, dari jenis F-50. Pesawat itu berkapasitas 46 tempat duduk," katanya.

Sementara, menurut Dirut Pelita, Hariyadi Soepangkat, pihaknya menyiapkan tiga pesawat, masing-masing F-100, F-28 dan RJ-85 untuk dicarter para pelayat ke Solo, Jateng. Sejauh ini, pesawat tersebut disewa pihak Sekretariat Negara (Sekneg) untuk membawa duta besar negara sahabat yang akan melayat ke pemakaman Soeharto di Astana Giribangun.

Sedikitnya tercatat 40 dubes negara sahabat yang menggunakan pesawat Pelita. "Besar sewanya normal, dengan pendekatan bisnis biasa," tambah Hariyadi.